Senin, 30 September 2013

BAHASA INDONESIA (PUISI)

 PENGERTIAN PUISI

A. Definisi Puisi Puisi merupakan bentuk karya sastra yang terikat oleh rima, ritme, ataupun jumlah baris dalam bait, serta ditandai oleh bahasa yang padat B. Unsur intrinsik puisi Unsur intrinsik puisi meliputi unsur isi dan unsur bentuk Unsur isi puisi 1. Tema : pokok pikiran puisi 2. Amanat : pesan yang ingin disampaikan oleh penulis 3. Nada : sikap penyair terhadap pembaca dalam puisi 4. Perasaan : perasaan penyair dalam puisi Unsur bentuk puisi 1. Larik : kalimat yang ada dalam puisi 2. Bait : kumpulan larik atau baris 3. Pertautan antar bait : hunbungan antar bait 4. Rima : persamaan bunyi 5. Diksi : pilihan kata Berdasarkan zamannya, puisi bisa dibedakan menjadi puisi lama, puisi baru, dan puisi kontemporer.
Hampir semua puisi lama dibuat dengan sangat terikat pada aturan-aturan yang meliputi: 1) jumlah kata dalam 1 baris, 2) jumlah baris dalam 1 bait, 3) persajakan (rima), 4) banyak suku kata tiap baris, dan 5) irama (ritma). C. Puisi Lama 1. Mantra Mantra adalah merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan. Contoh: Assalammu’alaikum putri satulung besar Yang beralun berilir simayang Mari kecil, kemari Aku menyanggul rambutmu Aku membawa sadap gading Akan membasuh mukamu 2. Bidal Bidal adalah bahasa berkias untuk mengungkapkan perasaan yang sehalus- halusnya, hingga orang lain yang mendengarkan harus mendalami dan meresapi arti serta maksud dalam hatinya sendiri, biasanya berisi nasihat, sindiran, peringatan, dan sebagainya. Menurut penggunaannya bidal bisa diklasifikasikan menjadi beberapa macam, yaitu: a Pepatah, adalah kiasan tepat yang berupa kalimat sempurna dan pendek, pada mulanya dimaksudkan untuk mematahkan pembicaraan orang lain. Contoh: – Buruk muka cermin dibelah. – Anjing menyalak takkan menggigit. – Besar bungkus tak berisi. b Perumpamaan, adalah majas yang berupa perbandingan dua hal yang pada hakikat berbeda, tetapi sengaja dianggap sama (secara eksplisit dinyatakan dengan kata-kata pembanding umpama, bak, bagai, seperti, ibarat, dsb). Contoh: – Soraknya seperti gunung runtuh. – Wajahnya laksana bulan kesiangan. – Seperti mendapat durian runtuh. c Ibarat, adalah perbandingan dengnan seterang-terangnya dengan keadaan alam sekitarnya, yang mengandung sifat puisi di dalamnya. Contoh: – Hendaklah seperti tembikar, pecah satu pecah semua. – Ibarat bunga, segar dipakai layu dibuang. – Bagai anak ayam kehilangan induk, selalu saja dalam kebingungan. d Amsal, adalah kalimat pendek untuk mengajarkan suatu kebenaran. Contoh: – Biar badan penat, asal hati suka. – Boleh dipelajari, jangan diikuti (untuk sesuatu yang jelek). e Tamsil, adalah kiasan pendek yang bersajak dan berirama, seperti pantun kilat atau karmina. Contoh: – Ada ubi ada talas, ada budi ada balas. – Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi. – Dekat kabut mata tertutup, dekat maut maaf tertutup. f Pemeo, adalah kata-kata atau kalimat- kalimat singkat baik yang mengandung ejekan atau semangat, yang ditiru dari ucapan seseorang, dan kemudian sering diucapkan atau dipakai dalam masyarakat. Contoh: – Sekali merdeka, tetap merdeka! – Maju terus, pantang mundur! – Rawe-rawe rantas, malang-malang putung! 3. Pantun. Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat. Ciri – ciri Pantun : a Setiap bait terdiri 4 baris b Baris 1 dan 2 sebagai sampiran c Baris 3 dan 4 merupakan isi d Bersajak a – b – a – b e Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata f Berasal dari Melayu (Indonesia) Contoh : Ada pepaya ada mentimun (a) Ada mangga ada salak (b) Daripada duduk melamun (a) Mari kita membaca sajak (b)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar